Wednesday, January 7, 2015

TUGAS 3



PARAGRAF INDUKTIF DAN PARAGRAF DEDUKTIF

NAMA KELOMPOK     :
1.   AULIA CHINDIYANA P.        ( 21212248 )
2.    SITI ROKAYAH                        ( 27212086 )
3.    ZALIA ANISSA D.                   ( 28212008 )

KELAS                                   : 3EB22
MATA KULIAH                   : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2






KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas  Softskill pada mata kuliah Bahasa Indonesia 2 yang berjudul Paragraf Induktif dan Paragraf Deduktif.
Semoga dengan adanya  tugas softskill ini, dapat berguna dan memberikan manfaat serta membantu pembacanya memahami isi yang ada di dalamnya.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mohon maaf jika dalam kata – kata kami terdapat kesalahan sehingga segala kritik dan saran akan kami terima demi terciptanya suatu makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih semoga tugas ini dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca pada umumnya.

                        Bekasi,  Januari 2015

                                                                                                                                 
                                                                                                                                           Penulis









I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                               I
Daftar Isi                                                                                                         II

BAB I. Pendahuluan                                                                                      1
A.    Latar Belakang Masalah                                                                                 1
B.     Rumusan Masalah                                                                                          1
C.     Tujuan penelitian                                                                                            1


BAB II. Pembahasan                                                                                      2


BAB III. Penutup
            Kesimpulan                                                                                         6






II

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar  Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia, yang berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, identitas kebangsaan, alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan sebagai bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek bahasa dan kosa kata. Ragam tulisan berkaitan erat dengan karangan, baik berupa karangan pendek maupun karangan panjang. Untuk membuat sebuah karangan, kita harus mempelajari paragraf dan segala aspeknya. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Adapun paragraf  yang kita bahas yaitu Paragraf Induktif.

B.   Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami memaparkan mengenai :
·         Apakah yang dimaksud dengan paragraph induktif ?

C.     Tujuan Masalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
·         Mengetahui dan memahami paragraf induktif









1
BAB II
PEMBAHASAN
PARAGRAF INDUKTIF
Paragraf induktif adalah adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Ciri-ciri Paragraf Induktif antara lain :
·         Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
·         Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
·         Kesimpulan terdapat di akhir paragraph
Jenis Paragraf Induktif :
·         Generalisasi
·         Analogi
·         Klasifikasi
·         Perbandingan
·         Sebab akibat
Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari bahasa Latin: ducere, duxi, ductum berarti ‘membawa ke; mengantarkan’; inducere, induxi, inductum berarti ‘membawa ke; memasukkan ke dalam’. Lebih lanjut istilah induksi dijelaskan sebagai metode pemikiran yang bertolak dari hal khusus untuk menentukan hukum atau simpulan. Karena pernyataan khusus dapat berupa contoh-contoh, dan pernyataan umum itu berupa hukum atau simpulan, maka dapat dikatakan bahwa paragraf induktif itu dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan.
Contoh paragraph induktif :
Contoh 1 :
Dengan akal budi, kemampuan berbahasa dan kemampuan belajar yang dianugrahkan Tuhan, manusia secara potensial memiliki kemampuan bernalar dan berkreatifitas. Namun kedua kemampuan itu tidak dengan sendirinya berkembang dengan baik. Lingkungan sosial termasuk sekolah yang tidak menunjang dapat menghambat atau mematikannya. Jika hal ini terjadi, tujuan pendidikan untuk membentuk peserta didik yang mandiri tidak akan tercapai.
2
berbeda dengan paragraf deduktif, pada paragraf diatas kita seperti menarik kesimpulan dari kalimat – kalimat yang ada pada awal paragraf. inilah perbedaan paling signifikan antara paragraf deduktif dan induktif, pada paragraf induktif kalimat utamanya ada pada akhir paragraf yang juga merupakan kesimpulan dari paragraf itu sendiri.
Contoh 2 :
Setiap hari Dani selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Dani tidak naik kelas.
Contoh 3 :
Suku jawa, suku madura, batak dan ambon adalah salah satu dari sekian banyak suku yang terdapat di Indonesia. Selain suku dan budaya yang beragam, terdapat pula berbagai agama dan kepercayaan maka dari itu Indonesia dikenal dengan negara yang majemuk.

PARAGRAF DEDUKTIF

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum. Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa Latin: deducere, deduxi, deductum berarti ‘menuntun ke bawah; menurunkan’; deductio berarti ‘penuntunan; pengantaran’. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum, kemudian diturunkan atau dikembangkan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Pernyataan yang bersifat khusus itu bisa berupa penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya. Karena paragraf itu dikembangkan dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan khusus, dapatlah dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan dari umum ke khusus. Berikut ini ada beberapa contoh dari paragraf Deduktif :

Contoh 1 :
Plastik mengepung kehidupan kita. Limbah plastik tergolong sampah yang sulit terurai secara alamiah. Kondisi ini mengundang reaksi karena rongsokan plastik merupakan krisis sampah padat. Cara mengatasinya adalah daur ulang, karena dianggap jalan yang paling aman. Masalahnya bagaimana meningkatkan teknologi daur ulang sehingga dapat dihasilkan bahan baku plastik yang kualitasnya bagus.
3
Bisa dilihat pada paragraf diatas bahasan utama dari paragraf tersebut adalah tentang sampah yang mengepung kehidupan kita, kemudian kalimat utama
tersebut dijelaskan lagi oleh kalimat kalimat penjelas yang ada berikutnya. jadi sebenarnya inti dari paragraf tersebut merupakan masalah sampah yang merajalela.
Contoh 2 :
Penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan. Narkoba memiliki efek ketagihan dan setiap jenis dari narkoba memiliki efek yang berbeda beda diantaranya adalah dapat menyebabkan detak jantung yang lebih cepat dari normal bahkan banyak kasus orang yang menggunakan narkoba sampai mengalami kematian karena overdosis
Contoh 3 :
Bandung adalah tempat Soekarno muda membuat sejarahnya. Semula, ia hanya berniat kuliah di Bandoeng Technishhe Hoogeschool (yang sekarang Institut Teknologi Bandung) mengambil jurusan arsitektur. Tapi pergulatan batin dan pertemuannya dengan para tokoh di kota itu membuat Soekarno, setelah lulus pada 1926, berbelok ke jalur politik. Ia pun mendirikan Algemeene Stidie Club yang menjadi cikal bakal Partai Nasionalis Indonesia.
Contoh 3 :
Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak sadar akan kebersihan. Padahal “kebersihan adalah sebagian dari iman

MACAM MACAM PENALARAN INDUKTIF
Ada 3 jenis penalaran induktif :
1.      Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

Macam – macam generalisasi :
• Generalisasi sempurna Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
• Generalisasi tidak sempurna Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
4
2.      Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
MACAM MACAM PENALARAN DEDUKTIF    :
A. Silogisme 
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

B. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.









5


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dari penyusunan makalah ini, kami menyimpulkan bahwa paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama. Pola pengembangan paragraf ini yaitu umum - khusus. Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat akhir. Pola pengembangan paragraf ini yaitu khusus - umum. Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir, sehingga paragraf ini juga disebut paragraf deduktif-induktif. Pola pengembangan paragraf ini yaitu umum - khusus - umum.





SUMBER
·         http://bahasabangsakita.blogspot.com/2013/11/paragraf-deduktif-dan-induktif.html



6

TUGAS 2



TATA TULIS ILMIAH


NAMA KELOMPOK     :
1.   AULIA CHINDIYANA P.        ( 21212248 )
2.    SITI ROKAYAH                        ( 27212086 )
3.    ZALIA ANISSA D.                   ( 28212008 )

KELAS                                   : 3EB22
MATA KULIAH                   : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2





KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas  Softskill pada mata kuliah Bahasa Indonesia 2 yang berjudul Tata Tulis Ilmiah.
Semoga dengan adanya  tugas softskill ini, dapat berguna dan memberikan manfaat serta membantu pembacanya memahami isi yang ada di dalamnya.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mohon maaf jika dalam kata – kata kami terdapat kesalahan sehingga segala kritik dan saran akan kami terima demi terciptanya suatu makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih semoga tugas ini dapat berguna bagi kami dan bagi para pembaca pada umumnya.

                        Bekasi,  Januari 2015

                                                                                                                                 
                                                                                                                                     Penulis









I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                        I
Daftar Isi                                                                                 II

BAB I. Pendahuluan                                                               1
A.   Latar Belakang Masalah                                                  1
B.   Rumusan Masalah                                                          1
C.   Maksud dan Tujuan                                                       1


BAB II. Pembahasan                                                               2
A.   Bahan dan Jumlah Halaman                                              2
                 B.   Pola Ukuran Kertas                                                              2
  C.   Penomoran                                                                    2
D.   Penulisan Kutipan                                                             3

BAB III. Penutup
          Kesimpulan                                                                             6
          Daftar Pustaka                                                                         7


II

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran yang kedudukannya sangat penting baik di Sekolah-sekolah maupun di tingkat perguruan tinggi, Karena Bahasa Indonesia ini adalah salah satu ciri khas dari Negara Indonesia itu sendiri. Dari sekian banyak bahasan yang ada dalam Bahasa Indonesia “TATA TULIS KARYA ILMIAH” adalah salah satu bahasan yang akan kita bahas mulai dari Bahasan dan Jumlah Halaman, Pola Ukuran Kertas, Penomoran, Penulisan Judul Bab, Subbab, dan Anak Subbab (SubSubbab) dan Penulisan Kutipan. Dalam diskusi kali ini pembahasan mengenai “Tata Tulis Karya Ilmiah” akan menjadi salah satu bahasan yang akan kita bahas, Mulai dari definisi-definisinya hingga bagian-bagiannya.

B.        Rumusan Masalah

  1. Mampu memahami Bahasan dan Jumlah Halaman, Pola ukuran Kertas dan Penomoran.
  2. Mampu mamahami Penulisan Kutipan

C.        Maksud dan Tujuan

Dalam makalah ini terdapat Jabaran-jabaran mengenai “Tata Tulis Karya Ilmiah” yang akan kita bahas pada diskusi kali ini, dengan harapan wawasan serta pengetahuan kita semua bisa bertambah.

1


BAB II
PEMBAHASAN

Tata Tulis Ilmiah
  1. Bahan dan Jumlah Halaman
Bahan untuk menulis karya ilmiah berupa kertas HVS berukuran kuarto (21,5 cm x 28 cm) 70-80 gram. Pengetikan dengan komputer dilakukan dengan huruf times new roman atau arial 12 point, kecuali untuk pengetikan judul 14 atau 16 point.jumlah halaman makalah berkisar 15-25 halaman, skripsi berkisar antara 30-60 halaman, tesis berkisar antara 150-200 halaman, dan disertasi sekitar 300 halaman atau lebih.
  1. Pola Ukuran Kertas
Agar halaman karya ilmiah terlihat rapi, sebaiknya dipergunakan kertas sesuai ukuran. Garis pembatas kertas bersifat standar dengan ukuran margin atas 4 cm, margin bawah 3 cm, margin kiri 4 cm, dan margin kanan 3 cm.
  1. Penomoran
Angka yang lazim digunakan dalam karya ilmiah adalah angka Romawi kecil, angka Romawi besar, angka Arab. Angka Romawi kecil seperti i,ii,iii, dan seterusnya dipergunakan untuk membei nomor halaman judul, abstark, daftar isi, dan sebagainya. Angka Romawi besar, seperti I,II,III, dan seterusnya digunakan untuk memberi nomor pada bab pendahuluan, landasan teoritis, metodologi penelitian, pembahasan, kesimpulan dan saran. Misalnya, BAB I PENDAHULUAN. Angka arab (1,2,3,…) digunakan untuk menomori halaman-halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai halaman terakhir. Semua nomor halaman berangka arab tersebut harus diketik disebelah kanan atas, kecuali untuk halaman judul bab ditulis di tengah bawah.
System penomoran pada karya ilmiah mengikuti standar berikut :
  1. Tingkat pertama menggunakan angka Romawi besar.
  2. Tingkat kedua menggunakan huruf latin besar, misal A,B,C,D
  3. Tingkat ketiga menggunakan angka arab, misal 1,2,3.
  4. Tingkat keempat menggunakan huruf latin kecil, misal a,b,c,d.
  5. Tingkat kelima menggunakan angka arab dengan satu kurung tutup, misal 1), 2), 3).
2
  1. Tingkat keenam menggunakan huruf latin kecil dengan satu kurung tutup, misal, a), b), c).
  2. Tingkat ketujuh menggunakan angka arab dengan dua kurung, misal (1), (2), (3).
  3. Tingkat kedelapan menggunakan huruf latin kecil dengan dua kurung, misal (a), (b), (c)

  1. Penulisan Kutipan
  1. Kutipan Kurang dari 40 Kata
Kutipan kurang dari 40 kata ditulis diantara tanda kutip sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, diikuti dengan nama penulis, tahun dan nomor halaman. Misal: Suharno (1998:124) menyimpulkan “ada hubungan yangerat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
  1. Kutipan 40 Kata atau Lebih
Kutipan yang terdiri dari 40 kata atau lebih ditulis secara terpisah dari teks yang mendahuluinya (tanpa tanda kutip), diketik dengan jarak spasi tunggal.
Misal: Howard Gardner (2002:5) menarik kesimpulan sebagai berikut.
Inteligensi gerak tubuh termasuk dalam kemampuan untuk menyatukan tubuh dan pikiran untuk menyempurnakan pementasan fisik, berawal dari control reflek dan gerakan-gerakan sukarela, kemajuan intelegensi kinestetik digunakan tubuh dalam membedakan jalan kecakapan.
  1. Merujuk Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Misal: Schmid (2002:18) menyatakan bahwa kegiatan olah tubuh akan mampu merangsang seseorang untuk mengekspresikan gagasan dan emosi melalui gerakan.
  1. Cara Menulis Daftar Pustaka Berupa Buku
Ditulis berurutan mulai dari nama penulis, tahun penerbitan buku, judul buku (dengan huruf miring), tempat penerbitan, dan nama penerbit. Misal:
Keraf, Gorys. 2005. Komposisi. Flores: Nusa Indah
            terdapat pula cara penulisan berikut.
Gorys Keraf. 2005. Komposisi. Flores: Nusa Indah
3
  1. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal Dari Buku
Kumpulan artikel penulisannya sama dengan cara diatas, hanya ditambahan dengan tulisan (Ed). Diantara nama penulis dan tahun penerbitan. Misal:
Dick, Hartoko (ed.). 2004. Golongan Cendikiawan Mereka yang Berumah di Angin. Jakarta Gramedia
  1. Cara Menulis Daftar Pustaka Dengan Mengambil Satu Artikel Dari Buku Kumpulan Artikel Nama penulis artikel ditulis didepan diikuti tahun penerbitan, judul artikel yang diapit oleh tanda kutip tanpa huruf miring. Setelah itu ditulis nama editor, judul buku kumpulan artikel, dan nomor halaman. Misal:
Geertz, Clifford. 2003. “Cendikiawan di Negara Berkembang”. Dalam Kemala Sartika(Ed.), Menjelajah  Cakrawala: Kumpulan Karya Visioner Soedjadmoko (hlm. 233). Jakarta: Gramedia
  1. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal Dari Artikel Dalam Jurnal. Nama penulis artikel ditulis didepan, diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal, tahun dan nomor. Misal:
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum Penelitian, 1(1) : 33-47
  1. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal Dari Artikel Majalah atau Koran.
Nama penulis ditulis terlebih dahulu dilanjutkan dengan tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Nama majalah atau Koran dicetak miring diikuti dengan nomor halaman. Misal:
Gardner, H. 1998. “Do Babies Sing A Universal Song?”.Psychological Today, hal. 70.
  1. Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Koran Tanpa Penulis
Nama Koran ditulis terlebih dahulu diikuti dengan tanggal, bulan, tahun terbit, judul, dan nomor halaman. Misal:
Kompas, 18 maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hal. 41.
  1. Daftar Pustaka Dari Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis terlebih dahulu dikuti tahun terbit tulisan asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Misal:
Eangleton, Terry. 1988. Teori Sastra: Satu Pengenalan. Terjemahan oleh Mohammad Haji Saleh. 2004. Kualalumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka

4
  1. Daftar Pustaka dari Skripsi, tesis, atau Disertasi
Nama penulis diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi, tesis, atau disertasi yang diapit dengan tanda kutip dikuti jenis karya ilmiah. Nama kota tempat perguruan tinggi, nama fakultas, dan nama perguruan tinggi. Misal:
Paramita, Pradnya. 2007. “Pengaruh Bioteknologi Pertanian Terhadap Proses Pematangan Tomat”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas 11 Maret.
  1. Daftar Pustaka Dari Internet
Nama penulis diikuti dengan tahun, judul karya yang diapit tanda kutip, diakhiri alamat sumber pustaka dan tanggal  akses. Misal:
Herusatoto. 2002. “Bioteknologi Pertanian” (online),















5
BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan mengenai tata tulis karya ilmiah, bahwa terdapat beberapa tata tulis dalam karya ilmiah diantaranya adalah Bahan dan Jumlah Halaman, Pola Ukuran Kertas, Penomoran, serta Penulisan Kutipan. Penjelasan-penjelasan tersebut telah dijabarkan diatas, baik mengenai pengertian hingga contohnya. 
















6

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2003. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Grasindo: Jakarta.
Dwiloka, Bambang. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Rineka Cipta: Jakarta.
Widodo, 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi. Magna Script: Jakarta.
Rohmadi, M. Dkk. 2008. Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Indonesia di Perguruan Tinggi. Sebelas Maret University Press. Sukarta.
















7