NAMA :
ZALIA ANISSA DIWANTY
NPM :
28212008
KELAS :
4EB22
MATA KULIAH : ETIKA PROFESI AKUNTANSI ( SOFTSKILL )
ETIKA SEBAGAI TINJAUAN
1.
PENGERTIAN
ETIKA
Dalam kehidupan sehari – hari etika
lebih dikenal dengan istilah sikap atau perilaku. Pengertian etika berasal dari
bahasa Yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. hal ini berarti
etika berkaitan dengan nilai – nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang
baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang
lain atau dari satu generasi ke generasi yang lainnya.
Etika adalah sebuah sesuatu di mana dan
bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Menurut Magnis Suseno, ( 1987 ) Etika
adalah sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang menurutnya adalah etika dalam
pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis
dan rasional, etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral
tertentu harus dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi
seseorang.
Dalam buku Amir Abadi Jusuf ( 1997 )
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai.
2.
PRINSIP
– PRINSIP ETIKA
1) Tanggung
jawab
Dalam melaksanakan
tanggungjawabnya sebagai profesional, akuntan harus mewujudkan kepekaaan
profesional dan pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka.
2) Kepentingan
masyarakat
Akuntan harus menerima
kewajiban untuk melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan masyarakat,
menghargai kepercayaan masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada
profesionalisme.
3) Integritas
Untuk mempertahankan
dan memperluas kepercayaan masyarakat, akuntan harus melaksanakan semua
tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi.
4) Objektivitas
dan Independensi
Akuntan harus
mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan
tanggung jawab profesional. Akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik
harus bersikap independen dalam kenyataan dan penampilan pada waktu
melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya.
5) Keseksamaan
Akuntan harus mematuhi
standar teknis dan eika profesi, berusaha keras untuk terus meningkatkan
kompetensi dan mutu jasa, dan melaksanakan tanggung jawab profesional dengan
kemampuan terbaik.
6) Lingkup
dan Sifat Jasa
Dalam menjalankan praktik sebagai
akuntan publik, akuntan harus mematuhi prinsip – prinsip perilaku profesional
dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.
3.
BASIS
TEORI ETIKA
Pada
dasarnya teori etika ini terbagi atas dua macam, yaitu :
1) Teori
Deontologi
Teori Deontologi
berasal dari bahasa Yunani “Deon” berarti kewajiban. Etika
Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu
tindakan itu bukan dinilai dan diberikan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik
dari tindakan yang dilakukan melainkan berdasarkan tindakan itu sendirisebagai
baik pada diri sendiri. Dengan kata lain, bahwa tindakan itu bernilai moral
karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan
itu. Contoh : suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bagi pelakunya, karena
tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelaku, dalam hal memberikan pelayanan
yang baik kepada konsumennya,serta menawarkan barang dan jasa yang mutunya
sebanding dengan harganya.
2) Etika
Teologi
Yaitu
etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas
tindakan yang dilakukan. Contoh : seorang anak mencuri uang untuk membiayai
berobat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan,
tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum. Etika teologi lebih bersifat
situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan yang bisa sangat
bergantung pada situasi khusus tertentu. Oleh karena itu, setiap norma dan
kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana
dimaksudkan.
4.
EGOISM
Egoisme merupakan motivasi untuk
mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri
sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak
peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap
sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois".
PERILAKU
ETIKA DALAM BISNIS
Etika bisnis adalah suatu bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku –
pelaku bisnis. Masalah etika dan ketaatan pada hukum yang berlaku merupakan
dasar yang kokoh yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis dan akan menentukan
tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam bisnisnya. Hal
ini juga merupakan tanggung jawab kita bersama, bukan saja hanya tanggung jawab
pelaku bisnis tersebut, sehingga diharapkan akan terwujud situasi dan kondisi
bisnis yang sehat dan bermartabat yang pada akhirnya dapat bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa, dan negara.
1.
LINGKUNGAN
BISNIS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIKA
Dalam dunia atau lingkungan bisnis,
tidak hanya menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi
mempunya kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini,
untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara
semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat, maupun bangsa lain agar
tidak hanya satu pihak yang menjalankan etika. Sehingga untuk menghasilkan
suatu etika di dalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu
pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah
kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
2.
KESALINGKETERGANTUNGAN
ANTARA BISNIS DAN MASYARAKAT
Dapat dipahami jika masyarakat secara
umum, terutama pada pelaku bisnis agak sulit mengerti hubungan antara bisnis
dengan etika karena merupakan sebuah kontradiktif. Akan tetapi, pada
kenyataannya pelaku bisnis maupun institusi bisnis yang tidak melakukan
kegiatannya sesuai norma, aturan, maupun etika akan mendapatkan citra yang
buruk di masyarakat, dan cepat atau lambat akan merugikan perusahaan itu
sendiri. Ditambah dengan cepatnya arus informasi sehingga segala bentuki
kegiatan yang konotasinya negatif akan cepat menyebar luas.
Bisnis yang dilakukan sesuai dengan
aturan, norma, dan etika akan menguntungkan perusahaan itu sendiri maupun
masyarakat luas. Karena citra perusahaan yang baik, seperti memiliki good governance adalah citra perusahaan
yang penting baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
3.
KEPEDULIAN
PELAKU BISNIS TERHADAP ETIKA
Dalam berbisnis tidak semua pelaku
bisnis menyadari apa dampak ekonomi dan sosial dari apa yang mereka lakukan.
Apalagi yang bersifat dampak tidak langsung lebih tidak disadari lagi. Oleh
karena itu pelaku bisnis harus peduli terhadap etika karena etika itu sangat
penting. Tindakan dianggap beretika apabila pihak satu dengan pihak lainnya
saling timbal balik dan beritikad baik. Bisa jadi saling menguntungkan satu
sama lainnya.
Ada
hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis, yaitu :
1) Pengendalian
diri.
2) Pengembangan
tanggung jawab sosial perusahaan.
3) Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang – ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi.
4) Menciptakan
persaingan yang sehat.
5) Menerapkan
konsep “ pembangunan berkelanjutan “
6) Menghindari
sifat KKN ( Kolusi, Korupsi, Nepotisme ) yang merusak tatanan moral, dll.
4.
PERKEMBANGAN
DALAM ETIKA BISNIS
Seiring dengan adanya globalisasi, maka
dunia bisnis pun mau tidak mau harus mengikuti keadaan ini. Oleh karena itu,
perusahaan yang melakukan aktivitas bisnisnya tentu harus mengikuti norma –
norma dan aturan yang berlaku pada zaman sekarang. Kegiatan bisnis penuh dengan
pasang surut, siasat, taktik maupun cara – cara strategis dan bahkan saling
jegal antarpesaing sering kali terjadi.
Untuk mengetahui etika bisnis secara
terperinci, maka berikut perkembangannya ( Bertens, 2000 ) :
1) Zaman
Prasejarah
Pada awal sejarah
filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf – filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2) Masa
Peralihan, pada 1960-an
Dimulainya pemberontakan
terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat ( AS ), revolusi mahasiswa ( di
Ibukota Perancis ), penolakan terhadap establishment
( kemapanan ). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan, khususnya
bidang ilmu manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam
kurikulum dengan nama Business and
Society. Topik masalah yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3) Etika
Bisnis lahir di Amerika Serikat pada 1970-an
Yang mana sejumlah
filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah – masalah etis di sekitar bisnis
dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang
sedang meliputi dunia bisnis di Amerika Serikat pada saat itu.
4) Etika
Bisnis meluas ke Eropa tahun 1980-an di Eropa Barat
Etika bisnis sebagai
ilmu baru mulai berkembang kira – kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum
pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network ( EBEN
).
5.
ETIKA
BISNIS DAN AKUNTANSI
Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang
baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai
pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang
luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Etika di Bidang Akuntansi dan Keuangan.
Fungsi akuntansi merupakan komponen yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan
demikian kejujuran, integritas, dan akurasi dalam melakukan kegiatan akuntansi
merupakan syarat mutlak yang harus diterapkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu
praktik akuntansi yang dianggap tidak etis misalnya penyusunan laporan keuangan
yang berbeda untuk berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan memperoleh
keuntungan dari penyusunan laporan keuangan seperti itu. Dalam realita kegiatan
bisnis sering kali ditemukan perusahaan yang menyusun laporan keuangan yang
berbeda untuk pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan keuangan internal
perusahaan, laporan keuangan untuk bank, dan laporan keuangan untuk kantor
pajak. Dengan melakukan praktik ini, bagian akuntansi perusahaan secara sengaja
memanipulasi data dengan tujuan memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan
palsu tersebut.
KESIMPULAN
Etika sering sekali kita dengar dalam
kehidupan sehari – sehari yang berarti sikap atau perilaku. Banyak pengertian
etika dari para ahli salah satunya dari Magnis Suseno, ( 1987 ) Etika adalah
sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang menurutnya adalah etika dalam pengertian
kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional,
etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus
dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang.
Dalam berbisnis pun adanya etika sangat
penting, walaupun etika tidak memiliki sanksi yang jelas dan bahkan sering
etika tidak begitu diperhatikan tetapi kalau setiap pelaku bisnis memperhatikan
etika maka pihak satu dengan pihak lainnya akan saling menguntungkan. Perusahaan
yang baik pun adalah perusahaan yang beretika karena mentaati aturan – aturan dalam
perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto,
Agus, 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku
Bisnis. Penerbit PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Jusuf, Amir Abadi. 1997. Auditing. Penerbit Salemba Empat.
No comments:
Post a Comment